BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

pembuka bicara

man la yarham la yurham!!!!

Followers

tafakur sejenak

ya Allah selamatkan palestine...

Friday, March 30, 2012

EMPAT PERKARA YANG DAPAT MEMANTAPKAN IMAN


HALAWATUL IMAN

Imam al-Ghazali di dalam Bidayatul Hidayah merumuskan empat aktiviti yang mesti dilakukan oleh orang yang di hatinya tersimpan iman yang mendalam;Pertama menuntut ilmu, kedua beribadat, ketiga menolong untuk kemaslahatan kaum muslimin dan terakhir bekerja mencari nafkah untuk keluarga.

KEPENTINGAN MENUNTUT ILMU
1.    Menuntut ilmu itu satu kewajipan  sebagaimana  sabda Rasulullah SAW “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR. Ibnu Majah, Baihaqi, dll) Hadits Shahih ini menjelaskan kepada kita tentang  kewajipan menuntut ilmu bagi setiap muslim yang telah baligh. Ilmu yang dimaksudkan  disini ialah ilmu din iaitu ilmu agama seperti  ilmu aqidah, ibadah, pengetahuan tentang halal dan haram, akhlak dan hal-hal yang berkaitan dengan apa saja urusan yang berkaitan dengan kehidupan kita di dunia ini. Ilmu inilah yang diminta oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam do’anya.: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah No. 3843)

2.    Menuntut ilmu itu adalah satu ibadah kerana melalui ilmu mampu membawa  kita  untuk  mengenal  pasti siapa diri  kita dan siapa Tuhan kita , sehingga  mampu menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia.sebagaimana sabda rasulullah s.a.w “Barang siapa keluar dalam usaha thalabul ilmu iaitu mencari ilmu, maka dia berada dalam sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmizi)


3.    Melalui ilmu  semua yang kita impikan akan tercapai namun ilmun itu perlulah ilmu yang bermanfaat serta  berlandaskan syariat  Allah SWT. Ini adalah berdasarkan sabda baginda mafhumnya jika sesiapa yang inginkan dunia dan akhirat maka ia perlulah  mencari ilmu.

4.    Orang yang menuntut ilmu akan mendapat pahala sebagaimana sabda  Rasululllah saw.  "Orang yang menuntut ilmu itu sama seperti menuntut rahmat iaitu  menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama sebagaimana dengan pahala para nabi." (H.R. Ad-Dailami dari Anas r.a).


5.    Menuntut ilmu itu memudahkan kita untuk  masuk syurga . Sabda rasulullah s.A.w "Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga. Hadis riwayat muslim. Imam Al Bukhari dalam Kitab Shahihnya no. 6412 meriwayatkan bahwa rasulullah  bersabda : Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memasukkan orang tersebut pada salah satu jalan menuju syurga. Sesungguhnya malaikat mengatupkan sayapanya karena ridha kepada seluruh penuntut ilmu. Penghuni langit dan bumi, sampai ikan sekalipun yang ada di dalam air memohonkan ampun untuk seorang alim. Keutamaan seorang alim dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan purnama dibandingkan cahaya bintang-bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, namun mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bahagian yang banyak dari warisan tersebut”.
6.    Ilmu  Dapat mengidupkan hati. Di dalam Al Muwaththo karya Imam Malik disebutkan bahwa Lukman berkata kepada anaknya:”Wahai anakku duduklah kamu bersama para ulama dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu (bergaul dengan mereka). Maka sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta ‘ala menghidupkan hati-hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupkan (menyuburkan) bumi dengan hujan yang deras (Kitab Al llmu Fadluhu wa Syarfuhu hal 228)

KEPENTINGAN BERIBADAH
1.    Ibadah di dalam Islam sangat luas iaitu meliputi setiap aktiviti kehidupan manusia, dengan erti kata lain ,Setiap apa yang kita lakukan semuanya adalah ibadah sekiranya cukup syarat dan  Syarat-syarat dalam beribadah ialah:
1.    Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuaian dengan hukum syarak. Iaitu  perkara amar makruf nahi mungkar dan bukannya amalan maksiat dan khurafat.
2. Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik tujuannya adalah untuk  memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga disamping masyarakat sekitarnya dan ini semua mampu menyumbang manfaat kepada ummat disamping dapat  mamakmurkan bumi Allah.
2.    Lakukannya dengan penuh keikhlasan hati dan niatkan hanya kerana Allah taala sebagaimana mafhum dari hadith yang berbunyi  “Bahawa Allah suka apabila seseorang dari kamu membuat sesuatu kerja dengan memperelokkan kerjanya.”
3.     Kerja yang dilakukan perlulah berlandaskan  hukum-hukum syariat serta tidak melampaui batasnya seperti  tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas mahupun  merampas hak orang lain.
4.     Seimbang dalam mengerjakan ibadah iaitu menjaga ibadah yang wajib iaitu  tidak lalai dari ibadah yang wajib disamping merpertingkatkan ibadah yang sunat. Ibadah jika dilaksanakan dengan ikhlas semata2 kerana Allah serta diiringi sifat mulia seperti: sabar,ikhlas,istiqamah,dan penuh kejujuran dengan ketulusan niat semata-mata hanya kerana Allah mempunyai  manfaat yang begitu besar  yang menjamin kebahagiaan hidup.

GOLONGAN YANG DIKATAKAN SEBAGAI MEMPERMUDAHKAN URUSAN KAUM MUSLIMIN
سبعةٌ يظلهم الله في ظله ، يوم لا ظل إلا ظله : إمام عادل ، وشاب نشأ في عبادة الله ، ورجل قلبه معلق بالمساجد ، ورجلان تحابا في الله اجتمعا على ذلك وتفرقا عليه ، ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال ؛ فقال : إني أخاف الله ، ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه ، ورجل ذكر الله خاليًا ففاضت عيناه
Tujuh golongan yang Allah naungi dengan naungannya di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan-Nya, (yaitu)
  1. imam yang adil,
  2. pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,
  3. seseorang yang hatinya terkait dengan masjid,
  4. dua orang yang saling mencintai karena Allah dan berpisah karena Allah,
  5. laki-laki yang diajak oleh wanita yang baik keturunannya lagi cantik kemudian laki-laki itu berkata sesungguhnya saya takut Allah,
  6. laki-laki yang bersedekah, dia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya,
  7. dan laki-laki yang berdzikir kepada Allah di saat sendiri lalu meneteskan air mata.”
.
Nabi -sallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan tujuh golongan tersebut, beliau memulainya dengan imam yang adil, karena imam yang adil merupakan kemaslahatan yang bersifat umum dan bermanfaat bagi kaum muslimin. Pemimpin yang adil dapat menegakkan syariat Allah di tengah-tengah mereka, menghukumi mereka dengan adil, memberantas kezholiman dari orang-orang yang berbuat zalim di antara mereka, dan menolong mereka dalam ketaatan kepada Allah -azza wa jalla-. Oleh karenanya pemimpin yang adil menjadi yang pertama dari tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya di hari tidak ada naungan melainkan naungan-Nya.
Kemudian baginda menyebutkan setelah itu pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, ini yang kedua, sebab pemuda jika tumbuh di dalam ibadah kepada Allah maka Allah akan membuatnya bermanfaat bagi ummat, dia akan mengajari umat, mendakwahi ke jalan Allah dalam masa mudanya, masa dewasa serta masa tuanya nanti. Maka jadilah manfaat yang besar dan faedah yang banyak, sebab dia hidup di dalam ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, dan sebab dia belajar dalam keadaan yang kuat dan rajin, maka bertambahlah ilmu, pentunjuk, dan taufik seiring dengan bertambahnya usianya. Dengan demikian manfaat dan pengaruhnya lebih besar bagi umat.
Demikian juga diantara para pemuda bisa menjadi teladan, para pemuda dapat saling memberi pengaruh, sebagian mereka mengikuti sebagian yang lain, maka jika ada pemuda yang sangat rajin di dalam ketaatan kepada Allah maka akan berpengaruh kepada lainnya, dan semakin banyaklah hamba-hamba Allah yang istiqomah, tersebarlah ilmu diantara mereka, dan berpengaruh kepada selain mereka, semakin bertambah banyak lah kebaikan dan berkuranglah kejahatan, tegaklah perintah Allah, hilanglah kebatilan, lahirlah keutamaan-keutamaaan, dan hilanglah keburukan.
Diantara sabda nabi -sallallahu ‘alaihi wa sallam-,
يا معشر الشباب ! من استطاع منكم الباءة فليتزوج ، فإنه أغض للبصر ، وأحصن للفرج ، ومن لم يستطع فعليه بالصوم ، فإنه له وجاء ) . فأمر الشباب بالزواج ، حتى يحصنوا فروجهم ويغضوا أبصارهم ، وحتى يكونوا قدوة لغيرهم في الخير ، ولهذا قال : ( فإنه أغض للبصر ، وأحصن للفرج

“Wahai para pemuda, jika kalian telah memiliki kemampuan (ba-ah) maka menikahlah karena itu akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah ia shaum, karena itu sebagai perisai baginya.”
Baginda memerintahkan pemuda untuk menikah agar mereka menjaga kemaluan dan menundukkan pandangan sehingga mereka bisa menjadi teladan bagi orang lain di dalam kebaikan. Oleh karenanya baginda bersabda, “karena (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan”. Jelas dari hadis ini menerangkan kepada kita bahawa  para pemuda semestinya bersegera untuk melakukan perkara-perkara yang menolongnya untuk menta’ati Allah, agar orang lain dapat mengambil teladan darinya, dan agar dia dapat terus beramal di atas ketaatan kepada Allah.Diantara yang dapat menolong para pemuda (dalam ketaatan) adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, memperhatikan Al Qur’anul Karim, agar pemuda tersebut mengenal hukum-hukum Allah, dan agar dia berjalan di atas bashiroh (ilmu) dari Allah dalam keadaan masa mudanya dan masa tuanya nanti.ini adalah kerana dibimbangi jika sudah berusia atau sudah masuk ke alam veteran , kesibukan mulai banyak dan pemahaman melemah. Berbeza jika dibandingkan dengan masa muda keadaannya lebih kuat untuk memahami nas , lebih mudah untuk menghafal, lebih condong dan lebih kuat untuk mengamalkannya. Oleh karena itu, sudah semestinya para pemuda menjaga waktu mereka dan membentengi masa muda mereka agar tidak terjerumus kepada perkara-perkara yang Allah haramkan, sampai tidak ada rasa malas dan lemah terhadap perkara-perkara yang diwajibkan oleh Allah..(dirujuk dari sumber: nasihat seorang ulama’Syeikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah)(terjemahan dari : http://www.sahab.net)

BEKERJA MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA
suami wajib memberikan nafkah kepada isteri dan tanggungannya semenjak mula berlakunya akad nikah, sekalipun isterinya itu seorang yang kaya raya. Hak isteri tersebut untuk mendapatkan nafkah tidak akan berubah dan kewajipan itu tetap ke atas suami. Sudah menjadi kewajipan bagi seorang suami memberi nafkah untuk ahli keluarganya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal dan segala keperluan isteri yang tidak bercanggah dengan syarak.

Firman ALLAH S.W.T:

"Kaum lelaki itu adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan kerana ALLAH telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) berbanding kaum wanita dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka." – Surah al-Nisa’: 34.

Kadar pemberian nafkah ini adalah mengikut kemampuan seorang suami dan suami tidak sepatutnya membebankan dirinya melebihi dari kemampuannya yang sebenar.

Firman ALLAH S.W.T:

"Orang yang mampu memberi nafkah hendaklah menurut kemampuannya; dan sesiapa yang di sempitkan rezekinya, maka dia hendaklah memberi nafkah dari apa yang diberikan ALLAH kepadanya (sekadar yang mampu). ALLAH tidak memberati seseorang melainkan (sekadar kemampuan) yang diberikan ALLAH kepadanya. (Orang-orang yang dalam kesempitan hendaklah ingat bahawa) ALLAH akan memberikan kesenangan sesudah berlakunya kesusahan." – Surah al-Talaq: 7.

Seorang sahabat bernama Hakim bin Mu’awiyyah bin Hidah al-Qusyairi r.a pernah mendengar ayahnya berkata bahawa dia pernah bertanya kepada Rasulullah:

“Wahai Rasulullah! Apakah hak isteri kami ke atas suami? Rasulullah bersabda: Memberinya makan apabila kamu makan, memberinya pakaian apabila kamu berpakaian.” - Hadis riwayat Abu Daud di dalam Sunan Abu Daud, hadis no: 1830.

Memberi nafkah kepada isteri serta keluarga mempunyai keutamaan yang besar di sisi ALLAH.

Sabda Nabi s.a.w:

"Dinar (wang) yang engkau infakkan (belanjakan) di jalan ALLAH, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan hamba abdi, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." - Hadis riwayat Muslim di dalam Sahih Muslim, hadis no: 995.

Sabda Nabi s.a.w:

"Tiada pekerjaan yang lebih baik daripada seorang lelaki yang bekerja dengan tangannya sendiri dan tiada infak yang lebih baik daripada seseorang memberikan nafkah untuk diri dan keluarganya, anaknya, pembantunya dan semua itu dihitung sebagai sedekah baginya." - Hadis riwayat Ibn Majah di dalam Sunan Ibn Majah, hadis no: 2129.
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

carian ilmiah blog ini

Popular Posts

ALL:TO ACHIEVE THE GOAL WE SHOULD HAVE A BRAVENESS AND LIABLE FOR THE


Download video clip Opick Assalamualaikum

bunga gugur

UNTUKKMU MUJAHIDAH

aku iri denganmu
wahai mujaheedah-mujaheedah fi sabielillah
kalian bisa bangkit menentang
hatta dengan pena
mahupun dengan pedang
menegakKan kalimah Allah
dibumi yang kian gersang

aku cemburu denganmu
wahai wanita-wanita solehah
betapa mulianya akhlakmu
betapa taatnya ibadahmu
menjunjung tinggi Quran dan sunnah di jiwamu

aku iri padamu
wahai ibu-ibu yang perkasa jiwanya
kau korbankan permatamu demi agamamu
tiada nilainya dunia di hatimu
bagimu dunia ini hanya jalan persimpangan
buatmu meraih kehidupan

aku cemburu padamu
wahai para Syahiedah
syurga telah pasti buatmu
7 langit bersorak ria menanti kehadiranmu
kau hidup, di saat darahmu tumpah membasahi bumi
kerna yang syahid takkan pernah mati

Namun,
aku sedih, aku marah
dengan diriku sendiri
jiwaku terlalu sepi
nafsuku sering merajai
adakah kernaku sering melupai Ilahi Robbi??

Ya Ilahi….
tiupkan roh-roh Iman dan Islam di jiwaku
agar aku sentiasa dekat deganMu
agar aku bisa mencintai Jihad dan Dakwah seperti nyawaku
menentang kemungkaran di setiap helaan nafasku
agar aku bisa menjadi IBU yang perkasa
mendidik para MUJAHIDAH
menjadi WANITA SOLEHAH
untuk menggapai SYAHADAH…

my playlist